Lesunya Sektor Perhotelan Jakarta Picu Gelombang PHK, Ribuan Pekerja Terancam

Sektor perhotelan di Jakarta mengalami tekanan berat sejak beberapa bulan terakhir. Tingkat hunian yang menurun drastis dan operasional yang membengkak membuat banyak hotel kesulitan bertahan. Kondisi ini memaksa sejumlah manajemen hotel mengurangi jumlah karyawan demi menekan biaya.

Asosiasi Perhotelan Indonesia mencatat penurunan tingkat okupansi mencapai 40% di beberapa wilayah Jakarta sejak awal tahun. Banyak tamu membatalkan reservasi karena kondisi ekonomi yang belum stabil dan menurunnya daya beli masyarakat. Hotel-hotel yang sebelumnya ramai kini harus menjalankan operasional dengan jumlah staf yang minim.

Beberapa hotel bahkan sudah mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Dalam dua bulan terakhir, lebih dari 2.000 pekerja tercatat kehilangan pekerjaan. Mayoritas dari mereka bekerja sebagai staf layanan kamar, bagian dapur, dan front office.

“Kami berusaha mempertahankan karyawan semaksimal mungkin, tapi situasi bisnis memaksa kami mengambil keputusan sulit,” kata salah satu daftar medusa88  manajer hotel di kawasan Jakarta Pusat.

Serikat pekerja menyoroti kebijakan ini dan meminta pemerintah turun tangan. Mereka mendesak pemerintah memberikan insentif atau bantuan subsidi untuk mencegah gelombang PHK yang lebih besar. “Kami ingin pemerintah hadir, bukan sekadar menonton,” ujar perwakilan serikat pekerja.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku tengah menyusun skema bantuan jangka pendek untuk pelaku industri perhotelan. Mereka juga akan membuka dialog antara manajemen hotel dan perwakilan pekerja guna mencari solusi bersama.

Jika kondisi ini terus berlanjut tanpa intervensi cepat, sektor perhotelan dikhawatirkan akan kehilangan lebih banyak tenaga kerja dan memperparah krisis ekonomi lokal.

By admin